Ini Pentingnya Memiliki Brankas di Zaman Serba Digital
BELUM lama ini, Indonesia dideru berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami yang melanda kawasan Lombok, Palu, dan Donggala. Selain menelan ratusan korban jiwa, bencana tersebut juga menyebabkan kerugian materil yang sangat besar. Ratusan ribu rumah dilaporkan hancur dan hanya menyisakan puing-puing bangunan.
Bahkan, berdasarkan data terakhir yang dikeluarkan Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), kerusakan dan kerugian yang diderita masyarakat Lombok mencapai Rp8,8 triliun. Kerugian ini mencakup, hancurnya 125.734 unit rumah yang rusak, di mana 74.354 unit di antaranya mengalami rusak berat, dan sebanyak 51.390 unit rumah rusak ringan.
Alhasil, banyak warga yang kehilangan dokumen dan barang berharga lainnya setelah rumah mereka hancur diterpa tsunami dan gempa bumi. Masalah dokumen ini menjadi sangat penting, mengingat beberapa waktu lalu para pengungsi bencana kesulitan mendapat bantuan air bersih karena mereka harus menyetor KTP, KK, dan dokumen lainnya.
Untuk menghindari hal tersebut, sebetulnya ada beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan masyarakat, salah satunya dengan menyimpan dokumen dan barang berharga di lemari besi (brankas).
“Kenapa brankas? Bagi sebagian orang harta itu relatif. Ada yang mengatakan harta itu berbentuk nilai, namun tren saat ini mereka bukan nyimpan emas atau berlian, tetapi menyimpan benda-benda berharga seperti dokumen,” ujar Hindra C. Kurniawan, President Director PT Indosan Berkat Bersama, dalam diskusi Pentingnya Uji Coba Keamanan dan Ketahanan Produk ‘SAN’, di kawasan Grogol, Jakarta Barat, Selasa (22/10/2018).
Lebih lanjut Hindra menjelaskan, tidak ada yang tahu kapan bencana alam akan terjadi. Sekarang bagaimana caranya kita mengantisipasi risiko-risiko yang ada. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat harus segera ditingkatkan agar mereka lebih waspada dan siap dalam mengelola dokumen penting atau barang berharga yang dimilikinya.
Ia tidak memungkiri bahwa dalam beberapa tahun terakhir, lemari besi atau brankas cenderung digunakan oleh institusi dan kalangan menengah ke atas.
“Segmentasi 5-10 tahun yang lalu memang didominasi oleh kalangan menengah ke atas. Masih banyak masyarakat yang berpikir, ‘Saya enggak punya uang ngapain punya brankas?’. Tapi seiring berkembangnya zaman, sekarang bisa saya katakan bahwa kebanyakan residensial sudah memiliki brankas di kediaman mereka masing-masing,” jelas Hindra.
“Brankas sudah mulai digunakan resedensial dan penghuni apartemen untuk penyimpanan. Bahkan sekarang, Bank tidak lagi menyimpan uang cash dalam jumlah besar di kantor cabang mereka. Sekarang sudah ada digital banking yang berbasi teknologi. Bisnis berubah, bank tidak perlu lagi menggunakan brankas yang terlalu besar,” sambungnya.
Dalam kesempatan yang sama, Jason Yong selaku Regional Business Development Manager ASEAN UL Services mengatakan, pihaknya telah bekerjasama dengan Indosan untuk menguji kualitas produk. Untuk mengurangi risiko kebakaran, UL melakukan pengujian produk yang mencakup daya tahan api, yang membahas suhu internal dan kelembapan di dalam lemari besi.
Uji coba ini nantinya akan sangat berguna demi menghasilkan produk-produk terbaik yang tahan dalam kondisi apapun termasuk saat bencana alam menderu.
“Kami berupaya untuk mencegah atau mengurangi korban jiwa dan harta benda, sekaligus mempromosikan lingkngan hidup dan kerja yang aman bagi semua orang,” tukas Jason.
(tam)
Source: okezone.com